Pagi ini ntah apa yang berkecamuk dihati saya, teringat kejadian tadi malam saat saya membuka akun pribadi twitter saya, disana saya melihat beberapa temanmu berkata tentang jadwal cuti yang dimajukan, tersentak saya kaget membacanya dan hanya bisa menarik nafas yang panjang, hingga malampun semakin larut dan mata ini tidak lagi sanggup rasnya untuk membuka, sebelum terlelap tak henti air mata ini berderai dan saya hanya bisa berdoa dari sini agar kamu selalu baik-baik saja dimanapun kamu berada sekarang maupun ketika kamu pulang ke kota asalmu nanti.
Saya bukan menangisi kepergianmu, tapi saya menangisi keadaan kita yang sampai sekarang belum membaik, ntah karena kedua-duanya dari kita memiliki ego yang sangat kuat sehingga komunikasi terpustus seketika, saya juga tidak punya hak untuk menghentikan langkahmu untuk mengejar cita-cita di Jatinangor sana, sudah saya kalahkan perasaan ini untuk terlihat baik-baik saja didepan semua orang terutama kamu. Kamu tau? Gimana rasanya orang yang kamu sayang menghilang tak bak ditelan bumi? Padahal masih dalam satu kota yang sama. Gimana bingungnya saya menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan dari mulut papa mama mengenai dirimu kak? Harus berapa kali lagi mulut ini berdusta menjawab pertanyaan dari kedua orang tuaku? Harus berapa lama saya menahan perih dihati ketika saya bicara dusta kepada orang tua saya tentang dirimu saat ini? Kalau saja kamu bisa mengerti sedikit saja tentang saya kak.
Bukankah kita kenal secara baik-baik? Kenapa detik-deik sebelum kamu pergi kita harus begini? Saya paham amarah yang kamu tunjukan waktu itu, saya sengaja menulis tentangmu diakun saya sendiri dengan maksud AGAR KAMU TAU sejak kamu memlih status kita hanya teman perasaan ini seakan-akan hanya jadi mainanmu yang bisa kamu gunakan ketika kamu perlu saja. Bukan dendam atau semacamnya saya menulis tentangmu, saya tak pandai menceritakan hal pribadi saya ke banyak orang sekalipun dengan orang tua sendiri apalagi teman, meskipun teman dekat yang bisa saya percaya ada yang mungkin mereka bisa meminjamkan bahu mereka untuk tempatku mencurahkan segalanya, tapi tidak bisa, saya ingin yang bersangkutanlah yang tau, dan kamu, kamu harus tau ini semua sesaat sebelum kamu pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar