Hallo kakak ^.^ Sudah lama ya kita tak berjumpa.
Bagaimana kabarmu disana?
Bagaimana rupamu sekarang?
Bagaimana ceritamu tanpa saya disana?
Saya punya banyak cerita yang akan saya ceritakan padamu, cerita dimana langit dan bumi yang saya lalui tanpamu sekarang.
Saya bingung mau mulai darimana ini.
Baru berapa hari lalu, tapi jari ini sudah tidak tahan melihat keyboard laptop ini sunyi tanpa ada suara berdecik kecil dari jari-jari saya. Saya disini baik-baik saja kak, lebih baik yang kamu bayangkan mungkin. Setelah beberapa hari mata ini sembab karena kepergianmu namun sekarang lebih lega karena ada Tuhan masing-masing didalam hati kita.
Semua tentang kita dari awal kita kenal masih dalam memori ini ka, tenang saja.....
Kamu mengenalkan namamu begitu saja, suara lembutmu dan uluran tanganmu yang lembut berlalu tanpa pernah saya ingat-ingat. Semua berjalan sederhana, kita bercanda, tertawa, dan kita membicarakan hal-hal manis meskipun dari jarak yang jauh, hanya berbekal telepon genggam semua itu kita lalui bersama.
Perhatian yang mengalir darimu dan pembicaraan manis kala itu hanya saya anggap sebagai hal yang tak perlu dimaknai dengan luar biasa. Kehadiranmu membawa perasaan lain, saya tak sadar bahwa kamu datang memberi perasaan yang aneh buat saya. Ada yang hilang jika sehari saja kamu menghilang, tak mengabari saya melalui pesan singkat maupun telepon. Setiap hari ada saja topik menarik yang kita bicarakan, sampai akhirnya kita berbicara hal yang sangat menyentuh yaitu hati.
Kamu bercerita tentang mantan kekasihmu dan saya bisa merasakan perasaan yang kamu rasakan, saya berusaha memahami segala yang berkaitan denganmu.
Sering saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah kamu sudah menganggap saya sebagai wanita spesial meskipun kita tidak memiliki status dan kejalasan? Saat bertemu, kita tidak pernah bicara banyak, hanya sesekali menatap dan tersenyum penuh arti. Ketika berbicara lewat telepon kita begitu bersemangat, saya bisa merasakan semangatmu itu dari suaramu, sungguh saya masih tak percaya segalanya berjalan begitu cepat, sekarang kita sudah dikota yang berbeda dan ntah kapan lagi kita akan bertemu. Saya berusaha meyakinkan diri saya sendiri, kamu pasti akan pulang kekota kecil ini. Saya percaya bahwa candaanmu, perhatianmu, dan caramu mengungkapkan pikiran adalah nyata pertemanan kita.
Saya tak pernah ingin mengingat kenangan sendirian, saya juga tak mau merasakan sakit sendirian, tapi ternyata?????......
Perasaan ini tumbuh begitu cepat, bahkan tak bisa lagi saya kendalikan. Siapakah yang bisa menebak perasaan cinta bisa jatuh pada orang yang tepat ataupun salah? Siapakah yang pandai mengendalikan perasaan? Saya tidak sepandai dan secerdas itu, saya hanya merasakan kenyamanan dalam hadirmu kak.
Kamu sudah menjadi sebab senyum dan tawaku, saya percaya kamu tak akan menjadi penyebab sedih dan tangisku, kamu tak akan menjadi sebab air mataku, saya sangat percaya itu kak, sangat!!!!! Kalau kamu ingin tahu, saya sudah merancang jauh-jauh hari berbagai mimpi indah yang ingin saya wujudkan bersamamu, mungkin suatu saat nanti jika Tuhan izinkan, saya percaya kita bisa saling membahagiakan.
Saya tak punya hak memintamu kembali, saya juga tak punya wewenang untuk memintamu segera pulang, masih adakah yang perlu saya paksakan jika bagimu saya tak pernah menjadi tujuan? Saya tak mau munafik, saya kehilanganmu, sangat kehilangan!! Hari demi hari dilewati dengan suaramu diujung telepon meski kita berada dikota yang sama waktu itu namun keadaan tak memungkinkan kita untuk bertemu. Dulu saya terbiasa dengan candaan dan perhatianmu, namun sekarang segalanya tiba-tiba hilang. Sebenarnya, ini juga salah saya, yang bertahan diam mekipun saya punya perasaan lebih dan kuat agar tak membiarkanmu pergi, tapi ini demi masa depanmu, masa depan saya, masa depan KITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar