Hampir setiap malam saya melihat layar handphone yang tak pernah jauh dari genggaman, orang yang ditunggu selalu tidak menyadarinya, apakah saya salah menitipkan sebongkah hati kepadamu? Saya paham akan kesibukanmu diasrama sana, saya juga sangat paham kita dibatasi dengan jarak yang jauh, tapi tidakkah kamu berpikir ada diposisi saya?
Delapan bulan yang lalu, saya hanya mendengarkan paparan argumenmu untuk melepas semua yang ada, "kita" tidak lagi satu, hanya kamu sendiri yang menginginkan itu terjadi, sedangkan saya? Saya hanya diam membisu sambil menahan derai air mata yang jatuh diujung telepon, saya mencoba imbangi apa yang kamu mau, semua yang saya lakukan demi kamu sampai-sampai perasaan saya sendiri tidak saya hiraukan, betapa rapuhnya hati ini ketika orang yang saya sayang mengakhiri semuanya, ntah apa yang ada dipikiranmu saat itu, saya berusaha membunuh ego yang ada didiri ini.
Kemana hati kecilmu? Kepercayaan yang saya beri padamu hancur seketika, apa kamu pikir hati ini bisa kamu setting semaumu sehingga bisa kamu gunakan ketika kamu butuh? Perasaan saya sama seperti perempuan yang lain, yang dengan mudahnya rapuh ketika dikecewakan, tapi jika ini maumu, jika ini yang membuatmu bangga, lakukanlah semaumu sampai kamu mencapai titik puas, sehingga tidak ada lagi Annisa Annisa lain yang merasakan ini, cukup saya.
Tampilkan postingan dengan label Celotehhanku :". Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celotehhanku :". Tampilkan semua postingan
Senin, 15 Juli 2013
"Cukup Saya"
Hanya menunggu kabarmu dari ujung telpon.
Label:
Celotehhanku :"
Hanya sepotong curahan hati yang tidak perlu kamu tahu.
Dunia maya, yah.. disini kita dipertemukan, disini pula kita pernah membagi kisah yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan.
31 Agustus 2012 masih melekat diingatan saya, ketika media chatting kamu gunakan untuk kita saling menyapa. Perkenalan kita memang bisa dibilang instan, dari kepolosan dan kejujuranmu mebuat saya percaya bahwa kamu pria yang tepat, kamu selalu mengisi suasana sehingga saya selalu nyaman jika didekatmu meski jarak kita jauh meskipun berada disatu kota yang sama. Tapi saya tidak bisa memaksakan perasaan saya sendiri karena waktu itu saya juga tidak tahu apa kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti saya. Maaf jika rasa sayang saya sampai saat ini masih begitu kuat sampai rasa ego ingin memilikimu masih berselimut didiri saya.
Pesan-pesan kecil yang kamu bisikkan melalui suara ataupun pesan singkat masih saya ingat sampai saat ini, panggilan "bocah" darimu yang membuat saya terseyum kecil ketika mendengarnya, itu juga yang membuat hati ini meronta melawan rindu yang tak kunjung usai, tapi sayang kamu tak mengerti sama sekali tentang ini meskinpun telah berkali-kali saya memberimu kode agar kamu mengerti bahwa yang menyangkut dengan perasaan saya bukanlah permainan.
Banyak hal yang saya dapat setelah hampir setahun kita berkenalan, mulai dari senang, sedih, kecewa, hancur, hingga dikasari belum lama ini, semua kamu ajarkan kepada saya tanpa saya tahu apa tujuanmu. Pesan singkatmu yang berisi kekesalan, amarah yang meledak masih sampai sekarang belum bisa hilang dari ingatan meskipun pesan itu sudah saya hapus agar air mata ini tidak menetes kesekian kalinya membaca pesan darimu itu.
Kakak, jujur sebelum kamu pulang saya ingin bertemu walaupun mungkin ini untuk yang terakhir kalinya, saya ingin hubungan kita membaik seperti kemarin-kemarin.
Label:
Celotehhanku :"
Indonesia
Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)