31 Agustus 2012 masih melekat diingatan saya, ketika media chatting kamu gunakan untuk kita saling menyapa. Perkenalan kita memang bisa dibilang instan, dari kepolosan dan kejujuranmu mebuat saya percaya bahwa kamu pria yang tepat, kamu selalu mengisi suasana sehingga saya selalu nyaman jika didekatmu meski jarak kita jauh meskipun berada disatu kota yang sama. Tapi saya tidak bisa memaksakan perasaan saya sendiri karena waktu itu saya juga tidak tahu apa kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti saya. Maaf jika rasa sayang saya sampai saat ini masih begitu kuat sampai rasa ego ingin memilikimu masih berselimut didiri saya.
Pesan-pesan kecil yang kamu bisikkan melalui suara ataupun pesan singkat masih saya ingat sampai saat ini, panggilan "bocah" darimu yang membuat saya terseyum kecil ketika mendengarnya, itu juga yang membuat hati ini meronta melawan rindu yang tak kunjung usai, tapi sayang kamu tak mengerti sama sekali tentang ini meskinpun telah berkali-kali saya memberimu kode agar kamu mengerti bahwa yang menyangkut dengan perasaan saya bukanlah permainan.
Banyak hal yang saya dapat setelah hampir setahun kita berkenalan, mulai dari senang, sedih, kecewa, hancur, hingga dikasari belum lama ini, semua kamu ajarkan kepada saya tanpa saya tahu apa tujuanmu. Pesan singkatmu yang berisi kekesalan, amarah yang meledak masih sampai sekarang belum bisa hilang dari ingatan meskipun pesan itu sudah saya hapus agar air mata ini tidak menetes kesekian kalinya membaca pesan darimu itu.
Kakak, jujur sebelum kamu pulang saya ingin bertemu walaupun mungkin ini untuk yang terakhir kalinya, saya ingin hubungan kita membaik seperti kemarin-kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar