Rabu, 07 Agustus 2019

Jika nanti ada kehidupan baru, ijinkan dia menjadi takdir saya.

Mari kita mulai malam ini.
Maafkan aku sudah sekian purnama tidak berkunjung kesini, lebih tepatnya semenjak terhapusnya segala memori tentang dia yang tak berhati.
Tidak sepenuhnya memang, tapi semakin hari aku semakin baik. Bersyukur teramat sangat ketika Tuhan mematahkan hatiku. Berulang kali aku berterimakasih telah membuka mata, pikiran bahkan logika ku yang sempat macet saat itu kini sudah jauh lebih membaik.

Masih ada rasa cemas, khawatir hal itu akan terjadi lagi biarpun dengan sosok yang berbeda. Aku tak menepis ketakutan itu adakalanya datang menghampiri, membuat pikiranku mengingat apa yang sudah lewat kemarin. Tujuanku hanya ingin bertemu dia yang memang bisa menerimaku, terlebih dengan segala kekurangan yang kupunya.

Beberapa minggu lalu aku bertemu dengan seorang pria yang sebetulnya sudah lama aku kenal, hanya saja ketidak pedulianku dulu dengan orang sekitar yang teramat sangat karena terlalu asyik degan aktivitas ku sendiri. Jahat memang ku pikir, kenapa baru sekarang aku bertemu denganmu, kenapa tidak dari dulu saja agar hatiku baik-baik saja semenjak denganmu.
Aku tak mau mengharap lebih, yang ku tau teman wanita mu tidak mungkin hanya 1 atau 2, yang menginginkan mu juga tidak mungkin hanya 1 atau 2, sudah pasti pengagummu banyak.
Saat ini aku hanya nyaman bisa berteman denganmu, bercerita hal yang ringan, bisa membuat tertawa yang aku saja hampir lupa bagaimana caranya menghidupkan letupan kecil saat kita berjumpa walau hanya via whatsapp.
Aku tau kamu tidak akan membaca ini, tapi aku membawa namamu hampir disetiap malam saat ku berbincang dengan Tuhan, tak apa untuk saat ini aku tak bisa memilikimu, tidak bisa menyayangi secara langsung, mungkin dari kejauhan aku bisa melihatmu. Tapi tak henti aku meminta dengan meminjam namamu disepertiga malam dengan basah dipipi jika nanti ada kehidupan baru, ijinkan dia jadi takdir saya.


Pontianak, 07 August 2019
-A.S-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar