Kamis, 03 Oktober 2013

Ketika yang pergi baru terasa kehadiranmu, sahabatku.

Aku bingung mau memulai ini darimana..

Jam berganti hari, semua yang kujalani terasa berbeda, setiap langkahku untuk mendapat ilmu dari apa yang aku cita-citakan, tapi sungguh baru kali ini aku merasa kehilangan..
Dalam hitungan bulan awalnya begitu asing, aku bukannya tidak suka perubahan tapi aku benci jika memulai semua ini dari nol, kami yang biasanya selalu kemana-mana berlima kini harus terpisah satu sama lain dengan tujuan yang sama, kami berlima punya mimpi yang berbeda.

Kalian tahu? Dalam hitungan bulan sejak kita terpisah meski masih dalam kota yang sama, kalian berempat belum ada yang bisa menggantikan posisi kalian disini (read:hati), masih ingat langkah kakimu yang kencang dari lobby menuju lantai 2 ketika jam pelajaran matematika sudah dimulai Mi? masih ingat pembagian kelas XII ketika namamu berada dikelas yang berbeda dengan kita berempat Va? masih ingat dengan ledekan hidung pesek yang selalu tertuju buatmu Ndy? masih ingat dengan suaramu yang tiap jam selalu menggetarkan kelas sampai-sampai kita semua merasa risih dengan suaramu Yas? hehe semua itu justru jadi kenangan manis.

Sekarang tak lagi sama, Tyas.. ruang kita memang berbeda tapi kita masih dalam satu langit yang sama. suaramu yang ...... ntahlah aku binggung mau mengungkapkannya seperti apa membuat pikiranku ingin kembali kekelas itu, dimana jika tak ada guru kita berempat bernyayi meski tak jelas lagunya apa. Mimi.. meski dalam kampus yang sama denganku tapi waktu bertemu jarang sekali kita temui, selalu mencari celah agar bisa bertemu namun kenyataannya selalu berbanding terbalik, teman sebangku meski langganan terlambat namun kalau dia tak ada aku mendadak bengong dari awal jam pelajaran sampai jam pelajaran berakhir, sungguh aku rindu curhatan kita dibangku yang kadang sampai meneteskan air mata tanpa melihat waktu. Eva.. anak yang selalu sabar menghadapi apapun, meski badannya yang paling langsing diantara kami hehe (fakta) dan tetap kuat terlebih hatinya, mungkin beton yang keras tak mampu memecahkan hatinya yang begitu strong, terlebih jika membahas perasaan, jika kita curhat kedia.. sudah seperti guru BK dia mendengarkan, meski kadang solusinya sedikit ekstrim hehe. Windy... ah ini dia yang selalu memenuhi berandaku ketika handphoneku ini sedang membuka dunia maya setelah aku membuat tugas kuliah, ntah berpuluh-puluh status galau yang sering dia posting dengan waktu yang tak pasti (biasanya tengah malam sih), masih ingat pita suaramu yang mendadak berubah layaknya anak kecil yang masih belajar bicara?

Dan moment terakhir yang masih aku simpan dan selalu aku bawa kemana-mana sampai detik ini, didalam binder kuliahku selalu kuselipkan foto kita yang terakhir sebelum Tyas pergi mengemban ilmu dikota orang dan beberapa video kita dikelas yang kadang ketika rasa sepi datang video itulah yang jadi teman akrabku walaupun belum bisa sepenuhnya menghilangkan rasa rindu tingkah laku kalian berempat.
Semua masih tergambar jelas dimemori ini, dari awal kita tak saling mengenal, masih gengsi satu sama lain sampai keluar semua tabiat kita masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar