Derasnya hujan seakan mengerti apa yang kusimpan, sesak, bahkan air mata yang jatuh tak tertahan ketika semuanya muncul dipikiranku.
Siapa yang tak inginkan pertemuan?
Siapa yang tak inginkan hubungannya bahagia?
Siapa yang tak inginkan kedua keluarga bisa terima kita dalam kondisi apapun?
Beribu pertanyaan dikepalaku yang sampai detik ini ingin kukemukakan padamu tapi tak bisa.
Kemana kamu yang dulu?
Kemana sikap lembutmu?
Sekarang yang kulihat hanyalah kasar, egois, nada suara yang tinggi, keras kepala, yang kutahu semua itu bukan dirimu yang dulu.
Aku pernah merasakan jarak jauh dan aku memaklumi, tapi padamu, yang terpaut dengan waktu 20menit dari sini apakah harus ku maklumi sama persis dengan ceritaku dulu?
Apa aku hanya tempatmu ketika masa sulitmu datang?
Apa aku hanya tempatmu ketika waktumu kosong?
Dan yang tersayat dari hati ini yang ku tahu aku bukan dianggap keluarga oleh keluargamu setelah setahun lebih aku disampingmu.
Asing, kaku, cemas dan masih banyak sekali yang ku rasa tiap kali berhadapan dengan keluargamu dan benar saja aku "asing" disana.
Kenapa semua sekarang seperti ini?
Kenapa semuanya tak seiring yang ku ingin?
Kenapa ini semua aku yang harus rasakannya?
Sebenarnya tujuanmu itu apa dengan mengenalku?
Tak terhitung jari perubahanmu yang drastis, membuat hati ini kadang tercabik ingin meronta merejam sikapmu yang tak seperti awal ku kenal.
Aku tau semua yang memiliki status pasti menginginkan pertemuan, tapi mungkin tidak denganmu.
Sebuah pertemuan mungkin hal tabu bagimu, terus memintaku untuk selalu mengerti waktumu sulit dibagi, sulit karena tugas, sulit karena sakumu, sulit karena hal-hal lain yang tak bisa ku paparkan setiap kali aku merengek pertemuan.
Dengan semua ini, apakah kamu masih layak menekanku untuk selalu mengerti keadanmu disana?
Bahkan hal kecil seperti bicara padamu banyak sekali halangannya, apalagi sebuah pertemuan? Mungkin jika aku didekatmu akan dirajang setajam omonganmu yang kadang sering membuatku meneteskan air mata setiap kali mendengarnya.
Air mata yang jatuh tiap kali perih itu muncul, sakit memang tapi bagaimana memberitahumu akan hal ini?
Bahagia rasanya melihat pasangan yang bisa diterima oleh keluarga dari pasangannya masing-masing, tidak direndahkan, tidak pula dibandingkan, tapi tak apa mungkin memang aku yang dituntut harus begini sampai nanti kamu sadar bahwa setiap hubungan menginginkan sebuah pertemuan, menginginkan diterimanya kedua dari kita oleh keluargamu bahkan keluargaku.
Berbahagialah abang dengan sekitarmu dan itu bukan dengan
Aku
12:20am, Kamis 29 Desember 2016