Sabtu, 17 Agustus 2013

Bukankah kedewasaan ini kamu yang mengajarkan?

Tulisan ini mungkin tak ada apa-apanya dibanding apa yang saya ingin jelaskan dalam benakku, jika saya ingin jelaskan semuanya kamu akan lelah membacanya, saya ingin menulis ringkas namun tepat seperti kamu mendekatiku, seperti itu. Kita ini sedang berjauhan jangan kamu anggap saya berubah dengan saya yang dulu, saya yang kelabakan disini, saya mencoba menjelaskan semuanya bahawa saya tidak berubah sama sekali, saya tak pernah menomersekiankan kamu dan saya tak menghianati, saya disini terus mengengammu.

Tak bosan saya menjelaskan kalau saya disini baikbaik saja, disini saya tak main-main denganmu, perasaanmu keterlaluan kalau saya mengkhianati perasaanmu karena kamu tak bisa membawa komitmen kita! Perasaanmu juga yang menyiksa dirimu sendiri yang pada akhirnya menyiksa kita juga!

Apa saya lelah? Kita seperti ini, terpisahkan jarak lalu bercumbu dengan rindu yang apa adanya, kadang tersiksa kadang bahagia. Perkara jauh, hati ini tetap milikmu.
Tidak ada alasan bagi saya untuk mengertimu, setidaknya saya sedang berusaha berjuang dan mempertahankan demi kita.

Semacam Apakah ini!! Tapi saya benci ketika rindu itu hadir!

Sudah lama, ntah berapa minggu lalu, masih tergambar jelas dimemori ini detik-detik dimana kamu harus meninggalkan kota kecilku ini. Saya bisa mengerti, sedikit.

Kakak ingat kapan terakhir kita bertemu?
Mungkin kamu sudah lupa, atau sengaja tak pernah mengingatnya, atau kamu lupa siapa orang yang tulus menunggumu disini, tak ada hasilnya juga kalau saya terus merengek pertemuan. Saya tak bisa menahan apa yang semestinya rasa ini bisa dilepaskan.

Jujur saya terjebak dengan beberapa perangai orang didekat saya saat ini, mereka tulus melakukan apa yang mereka cintai disini, sedangkan saya? Saya dan kamu tak bisa ditebak, dimana ketulusan yang ada pada kita terhadap "saya yang menunggu atau kamu". Ini bukan berlebihan, ini tentang perasaan yang kesepian dalam keramaian, dan jujur, saya benci merindukanmu! Tapi saya tulus terhadap kita.
Kamu yang membutakan saya sampai sejauh ini, dengan segala rasa cinta yang saya miliki, saya tau ini berlebihan tapi ini yang saya rasakan. Tenanglah kak, dengan segala keluhan saya disini, saya tak akan mencari penggantimu, agar kamu sadar siapa yang terbaik.

Ini diluar kendali saya, seharusnya saya bisa menahan rindu. Tapi seharusnya kamu sadar, sudah terlalu lama kita terpisah. Karena hati harus memilih, terkadang penyesalan itu ada, tapi untuk apa terus menerus tenggelam dengan penyesalan karena saya telah memilihmu yang jauh disana, namun setidaknya kamu ajarkan bagaimana pengorbanan menunggu itu kamu akan bayar dengan pertemuan nanti yang ntah kapan akan terjadi. Cepatlah pulang meski disini bukan kota asalmu......